DaftarAlamat JNE di Kabupaten Purbalingga, Pemalang, Pekalongan – Jawa Tengah; Daftar Alamat JNE di Semarang, Rembang, Purworejo – Provinsi Jawa Tengah 5 Aplikasi Edit Video Di HP Viral, Dengan Fitur Lengkap !! Cara Mengaktifkan Lampu Notifikasi Google Pixel (XL) 5 Aplikasi Cari Jodoh Terbaik Untuk Android, Temukan Pasanganmu Disini !!
CARIPRODUK HUKUM Cari. Reset. Download Aplikasi Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2022. PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES. Klik Untuk Download . 06 Feb 2020; 0; 8; Jl. P.Diponegoro No. 141 Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. baghukum0@ Ex (0283)353673; Info & Layanan.
Sayaduda anak 1 usia 32 tinggal di sby, mau cari janda muslim. Wa 082140470465. Balas Hapus. Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0823-8738-4409 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0823-8738-4409 Linda Puji Astuti Janda STW Cari Jodoh Duda - Halo perkenalkan ibu cantik ini.. Namanya Puji Astuti, ia sedang
NoHP Janda Siap Nikah Janda, Jodoh Online No HP Janda Siap Nikah ni no wa aku 08567024739 Janda Jawa Tengah Cari Jodoh Suami Idaman Janda Bukan Pelakor Semarang. Asallamualaikum saya bujangan umur 37 nyari janda yg jujur terima apa adanya buat jd istri saya,barangkali ada yg mau kenalan no wa saya 089505792207 terima kasih Balas Hapus
SenengBanget Dengan Progress Diet Aku , Berat Berhasil Turun 15.8Kg 😊 *Disclaimer: Ini adalah hasil yang saya alami, hasil yang didapatkan setiap orang mungkin bs berbeda-beda. Halo guys, ini Namaku Fia dan ini cerita diet aku.. Pada Blog ini, aku akan ngebahas pengalaman diet aku dan gimana aku bisa berhasil mendapatkan badan ideal aku (pede
cara berbicara kepada setiap orang dalam setiap situasi. em>Kematian ibu di Brebes menjadi yang tertinggi pertama di Jawa Tengah di tahun 2014-2018. Jarak ke fasilitas kesehatan merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap kematian ibu. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis SIG untuk memetakan kasus kematian ibu dan jarak ke fasilitas kesehatan berguna dalam merencanakan program intervensi penurunan kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan persebaran kasus kematian ibu dan perbedaan jarak ke fasilitas kesehatan antara kelompok kasus dan kontrol. Sebanyak 145 sampel diambil acak yaitu 29 kasus 116 kontrol. Koordinat rumah ibu dan fasilitas kesehatan diperoleh melalui pengukuran di lapangan. Persebaran kasus kematian ibu terkonsentrasi di Brebes utara. Persebaran bidan desa dan Puskesmas merata. Persebaran rumah sakit tidak merata dan lokasinya berdekatan dengan rumah sakit lainnya. Peta jangkauan ke bidan desa, ke puskesmas dan ke rumah sakit menunjukkan bahwa sebagian besar tidak ada perbedaan antara kelompok kasus dengan kontrol. Hampir semua kasus dan kontrol berada di luar jangkauan rumah sakit. Pemerintah perlu menambah sarana rumah sakit yang lebih mudah dijangkau dari rumah ibu bersalin serta menyediakan layanan persalinan yang dekat dari pemukiman misalnya Bidan Praktek tahun [17]. Jumlah anak dibagi menjadi 2 yaitu 1-3; dan 0 dan ≥4 [18]. Jarak kehamilan dibagi menjadi 2 yaitu ≥ 2 tahun dan tidak punya jarak kehamilan; dan 2 tahun [19]. Hal ini terjadi karena jarak kehamilan yang terlalu dekat akan meningkatkan resiko maternal depletion syndrome yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil. Hasil penelitian di Uruguay menunjukkan bahwa jarak kehamilan 35 tahun Jumlah anak Banyak anak 1-3 Tidak punya anak 0 dan terlalu banyak anak ≥4 Jarak kehamilan ≥2 tahun dan tidak punya jarak kehamilan 1,5 km [13]. Hasil analisis spasial jangkauan ke bidan desa pada Gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang meninggal dan ibu yang masih hidup berada dalam jangkauan bidan. Adapun besar jangkauan bidan desa sebagaimana tampak dalam legend peta adalah 1500 m. Tampak pula tidak ada perbedaan jangkauan ke bidan antara ibu yang meninggal dan ibu yang masih hidup, kecuali di kecamatan Tanjung dan Wanasari terdapat lokasi ibu yang meninggal yang berada jauh dari jangkauan bidan dibandingkan lokasi ibu yang masih hidup. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil uji beda jangkauan bidan desa antara kelompok ibu yang meninggal dan kelompok ibu yang masih hidup dalam Tabel 2. Uji beda yang menggunakan pearson-chi square ini menunjukkan nilai yang tidak signifikan nilai p>0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan jangkauan bidan desa antara kelompok ibu yang meninggal dengan yang masih hidup. Tabel 2. Perbedaan jarak rumah ibu ke fasilitas kesehatan antara ibu yang meninggal dengan yang masih hidup Jangkauan Puskesmas Jangkauan Puskesmas adalah sebesar 3 km [12]. Pada Gambar 5, meskipun nampak jelas tidak adanya perbedaan antara ibu yang meninggal dan ibu yang masih hidup, tetapi di Indah Iswati, Zahroh Shaluhiyah, Farid Agushybana KREA-TIF JURNAL TEKNIK INFORMATIKA Jangkauan fasilitas kesehatan terdekat Jarak rumah ibu ke bidan desa Di dalam jangkauan ≤1500 m Di luar jangkauan >1500 m Jarak rumah ibu ke Puskesmas Di dalam jangkauan ≤3000 m Di luar jangkauan >3000 m Jarak rumah ibu ke rumah sakit Di dalam jangkauan ≤5000 m Di luar jangkauan >5000 m Kecamatan Larangan, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Bantarkawung, Kecamatan Banjarharjo dan Kecamatan Sirampog terdapat lokasi ibu yang meninggal yang berada jauh dari jangkauan Puskesmas dibandingkan ibu yang masih hidup. Hasil analisis deskripsi dari SIG tersebut dikuatkan dengan hasil analisis pearson-chi square pada Tabel 2 yang membuktikan bahwa tidak ada perbedaan jangkauan Puskesmas antara kelompok ibu yang meninggal dengan yang masih hidup. Jangkauan Rumah Sakit Rumah ibu berada dalam jangkauan rumah sakit bila berjarak paling jauh 5 km [13]. Sedangkan di luar jaringan bila >5 km. Pada Gambar 6, hampir semua kasus dan kontrol berada di luar jangkauan rumah sakit, kecuali di tengah kota Brebes. Tampak pula di Gambar 6, tidak ada perbedaan jangkauan ke rumah sakit antara kasus dengan kontrol, kecuali di kecamatan Ketanggungan dan Losari. Analisis deskripsi tersebut diperkuat oleh hasil analisis bivariat pada Tabel 2 yang membuktikan bahwa nilai p>0,05 sehingga dapat dinyatakan tidak ada perbedaan jangkauan rumah sakit antara kelompok ibu yang meninggal dengan yang masih hidup. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari sebagian besar responden, tidak ada perbedaan jarak ke fasilitas kesehatan baik bidan desa, Puskesmas maupun rumah sakit antara kelompok kasus dan kontrol. Hal ini karena jarak merupakan faktor yang tidak bisa dimodifikasi oleh ibu yang mau tidak mau ia harus menerimanya [25]..Faktor lain yang bisa berkontribusi pada kematian ibu diantaranya kualitas pelayanan, jenis pelayanan, pembiayaan dan sosial budaya [26]. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di Banjarnegara yang menunjukkan bahwa jarak ke fasilitas kesehatan terdekat tidak berhubungan dengan kematian ibu [26]. Ibu Pemetaan Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Brebes Berbasis Sistem Informasi Geografis KREA-TIF JURNAL TEKNIK INFORMATIKA Gambar 5. Peta Jangkauan Puskesmas terhadap Lokasi Ibu di Kabupaten Brebes Gambar 6. Peta Jangkauan Rumah Sakit terhadap Lokasi Ibu di Kabupaten Brebes yang jauh rumahnya sama dengan yang dekat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat karena lebih mempersiapkan waktu untuk menghadapi persalinan dibandingkan dengan yang dekat. Meskipun menurut MacCarthy dan Maine menyatakan bahwa salah satu diantara determinan kematian ibu adalah akses ke pelayanan kesehatan [27], akan tetapi dalam penelitian ini jarak ke pelayanan kesehatan terbukti tidak menjadi masalah pada kematian ibu. Dalam hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut tentang apakah ada faktor keterlambatan saat pengambilan keputusan, keterlambatan perjalanan atau keterlambatan penanganan. Kemungkinan kematian ibu bukan kontribusi dari faktor jarak yang cenderung tidak dapat dimodifikasi melainkan faktor lain seperti keterlambatan pengambilan keputusan, keterlambatan perjalanan dan keterlambatan penanganan. Temuan yang menarik bagi pemangku kepentingan adalah terdapat kesenjangan yang lebar antara rumah ibu yang berada di dalam dengan yang di luar jangkauan rumah sakit. Fakta bahwa hampir semua lokasi ibu berada di luar jangkauan rumah sakit menunjukkan kebutuhan yang mendesak bagi penambahan ketersediaan rumah sakit di daerah yang belum terjangkau layanan yang selama ini sudah ada. Pentingnya keterjangkauan lokasi rumah sakit dari lokasi ibu bersalin karena berpengaruh pada kecepatan dalam mendapatkan pertolongan kegawatdaruratan obstetrik. Hasil penelitian ini menunjukkan kasus kematian ibu lebih banyak terjadi pada ibu yang berada di luar jangkauan rumah sakit. KESIMPULAN Melalui pemanfaatan SIG untuk memetakan pola distribusi spasial kematian ibu dan kelompok ibu bersalin yang masih hidup diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan jarak ke bidan desa antara ibu yang meninggal dengan ibu yang masih hidup, kecuali di Kecamatan Tanjung dan Wanasari. Tidak terdapat perbedaan jarak ke Puskesmas antara ibu yang meninggal dengan ibu yang masih hidup kecuali di Kecamatan Bumiayu dan Sirampog. Tidak terdapat perbedaan jarak ke rumah sakit antara ibu yang meninggal dengan ibu yang masih hidup kecuali di kecamatan Ketanggungan dan Losari. Berada di luar jangkauan rumah sakit dimiliki oleh hampir semua ibu pada kelompok ibu yang meninggal maupun ibu yang masih hidup. Posisi ibu hamil atau ibu bersalin sebaiknya tidak boleh lebih dari 5 km jaraknya dari rumah sakit untuk mencegah kematian ibu yang diakibatkan keterlambatan dalam mengakses rumah sakit. Pemerintah perlu menyediakan layanan persalinan yang dekat dari pemukiman misalnya Bidan Praktek Swasta serta menambah sarana rumah sakit yang mudah dijangkau dari lokasi ibu. DAFTAR PUSTAKA [1] Abouzahr C. Wardlaw T, Choi Y, Shibuya K, Lwin NN, Betran A, Jones G, et a. Maternal mortality in 2000 estimates developed by WHO, UNICEF and UNFPA. 2000. [2] World Health Organization. Trends in maternal mortality 1990 to 2015 estimates by WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations Population Division. Geneva ; 2015. in Maternal Mortality 1990 to 2015 full [3] Alkema L, Chou D, Hogan D, Zhang S, Moller A, Gemmill A, et al. Global, regional and national levels and trends in maternal mortality between 1990 and 2015 with scenario-based projections to 2030 a systematic analysis by the UN Maternal Mortality Estimation Inter-Agency Group. Lancet. 2016; 38710017 462–74. Indah Iswati, Zahroh Shaluhiyah, Farid Agushybana KREA-TIF JURNAL TEKNIK INFORMATIKA [4] Agushybana F. Influence of Husband Support on Complication During Pregnancy and Childbirth in Indonesia. J Heal Res. 2016;304249–55. DOI [5] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 201517 [6] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2016 17. [7] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2016 15.. [8] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2017 37 [9] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2019 39 [10] Thaddeus M. Too Far to Walk Maternal Mortality in 1994;3881091-1110 [11] Say L, Chou D, Gemmill A, Tunçalp Ö, Moller A, Daniels J, et al. Global causes of maternal death a WHO systematic analysis. Lancet Glob Heal. 2014;2323–33. [12] Jamalulael I, Susetyo B. Model Kinerja Pondok Pesantren Berbasis WebGIS. Krea-TIF. 2018;6148. DOI [13] Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. 2004 [14] Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. [15] Fibriana AI. Faktor – Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal. Tesis. Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. 2007.. [16] Badan Pusat Statistik Indonesia. Statistik Pendapatan Februari 2019. 2019. [17] Adisasmita A, Carl VS, Ayman AEE, Poppy ED, Judith JR, Michele K QR and RF. Maternal Characteristics and Clinical Diagnoses Influence Obstetrical Outcomes in Indonesia. Matern Child Health J. 2015;191624–33. DOI [18] Upadhyaya I. Maternal death reviews of a tertiary care hospital. J Nepal Med Assoc. 2014;52193714–9. DOI [19] Ayu T, Ien H, Fibriana AI. Kejadian Kematian Maternal di RSUD DR. Soesilo Slawi. Higeia J Public Heal. 2017;1436–48. [20] Yego F, Este CD, Byles J, Williams JS, Nyongesa P. Risk factors for maternal mortality in a Tertiary Hospital in Kenya a case control study. BMC Pregnancy and Childbirth. 2014;1438. [21] Dyah Wulan Sumekar, Atik Mawarni, Cahya Tri P, Farid Agushybana PG. Faktor-faktor Penentu dalam Upaya Pencarian Pelayanan Perawatan Antenatal di Daerah Pesisir Pantai Utara Jawa. 1999 [22] Bari SA. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. [23] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. 2010. [24] Conde-agudelo A, Belizán JM. Maternal morbidity and mortality associated with interpregnancy interval cross sectional study. 2000;1255–9. [25] Sari TW, Agushybana F, Dharmawan Y. Analisis Spasial Pemilihan Tempat Pertolongan Persalinan Di Kelurahan Sendangmulyo Semarang Tahun 2010. J Kesehatan Reproduksi. 2011;13113–24. Pemetaan Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Brebes Berbasis Sistem Informasi Geografis KREA-TIF JURNAL TEKNIK INFORMATIKA [26] Setiawan A, Lazuardi L, Hakimi M, Biostatistika D, Populasi K, Kedokteran F, et al. Analisis Distribusi Spasial Kematian Ibu di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 – 2013. J Inf Syst Public Heal. 2017;12. [27] J McCarthy, Maine D. A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality. Studies in Family Planning. 1992 23. DOI Indah Iswati, Zahroh Shaluhiyah, Farid Agushybana KREA-TIF JURNAL TEKNIK INFORMATIKA ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Jamalulael Budi Susetyoh1 align="center"> Abstrak Pentingnya peranan pesantren yang berada di KabupatenBogor menjadi motivasi untuk memecahkan masalah seperti sulitnya mencari letak pesantren dengan merancang dan membuat sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mencari letak pesantren serta informasi lain yang terkait. Penerapan Sistem Informasi Geografis SIG merupakan langkah yang tepat untuk mengetahui lokasi pondok pesantren yang terdapat di Kabupaten Bogor bagian barat karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat luas, baik dalam proses pemetaan dan analisis sehingga teknologi tersebut sering dipakai dalam proses perencanaan tata sistem berbasis spasial dalam melakukan analisis kinerja pesantren, diharapkan mempermudah dalam pencarian pesantren yang telah diidentifikasi tingkat optimalisasi kinerja pondok pesantren dengan menggunakan metode pendekatan AHP Analytical Hierarchy Process dan CPI Composite Performance Index yang dibedakan menggunakan teknik natural bricks, hanya ada dua pesantren di Kabupaten Bogor wilayah barat yang memiliki nilai optimal yaitu pesantren ummul quro al islami dan pesantren sahid. Hal ini disebabkan kedua pesantren tersebut memiliki luas lahan yang sangat luas sehingga berpotensi unduk dapat dikembangkan membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan pesantren tersebut. Abstract The importance of the role of Islamic boarding schools in Bogor Regency is a motivation to solve problems such as the difficulty of finding the location of pesantren by designing and creating a system that can be used to find the location of pesantren and other related information. The application of Geographic Information Systems GIS is the right step to find out the location of Islamic boarding schools in the western part of Bogor Regency because GIS has very broad capabilities, both in the process of mapping and analysis so that the technology is often used in the spatial planning process. Spatial based analysis of Islamic boarding school performance is expected to facilitate the search for Islamic boarding schools that have identified the level of optimization of Islamic boarding schools' performance using the Analytical Hierarchy Process and CPI Composite Performance Index methods that are distinguished by natural bricks, there are only two Islamic boarding schools. The western region of Bogor Regency has optimal values, namely ummul quro al Islamic boarding schools and sahid Islamic boarding schools. This is due to the fact that the two pesantren have a very large land area so that the potential of the Islamic boarding school can be developed to build the facilities and infrastructure needed by the islamic boarding school . 59 months interpregnancy intervals were observed for and of women, respectively. After adjustment for major confounding factors, compared with those conceiving at 18 to 23 months after a previous birth, women with interpregnancy intervals of 5 months or less had higher risks for maternal death odds ratio 95% confidence interval to third trimester bleeding to premature rupture of membranes to puerperal endometritis to and anaemia to Compared with women with interpregnancy intervals of 18 to 23 months, women with interpregnancy intervals longer than 59 months had significantly increased risks of pre-eclampsia to and eclampsia to Interpregnancy intervals less than 6 months and longer than 59 months are associated with an increased risk of adverse maternal Prevention of Maternal Mortality Program is a collaborative effort of Columbia University's Center for Population and Family Health and multidisciplinary teams of researchers from Ghana, Nigeria and Sierra Leone. Program goals include dissemination of information to those concerned with preventing maternal deaths. This review, which presents findings from a broad body of research, is part of that activity. While there are numerous factors that contribute to maternal mortality, we focus on those that affect the interval between the onset of obstetric complication and its outcome. If prompt, adequate treatment is provided, the outcome will usually be satisfactory; therefore, the outcome is most adversely affected by delayed treatment. We examine research on the factors that 1 delay the decision to seek care; 2 delay arrival at a health facility; and 3 delay the provision of adequate care. The literature clearly indicates that while distance and cost are major obstacles in the decision to seek care, the relationships are not simple. There is evidence that people often consider the quality of care more important than cost. These three factors-distance, cost and quality-alone do not give a full understanding of decision-making process. Their salience as obstacles is ultimately defined by illness-related factors, such as severity. Differential use of health services is also shaped by such variables as gender and socioeconomic status. Patients who make a timely decision to seek care can still experience delay, because the accessibility of health services is an acute problem in the developing world. In rural areas, a woman with an obstetric emergency may find the closest facility equipped only for basic treatments and education, and she may have no way to reach a regional center where resources exist. Finally, arriving at the facility may not lead to the immediate commencement of treatment. Shortages of qualified staff, essential drugs and supplies, coupled with administrative delays and clinical mismanagement, become documentable contributors to maternal deaths. Findings from the literature review are discussed in light of their implications for programs. Options for health programs are offered and examples of efforts to reduce maternal deaths are presented, with an emphasis on strategies to mobilize and adapt existing resources.
BREBES, - Angka Kematian Ibu AKI di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah ternyata masih tinggi. Sepanjang Januari-Maret 2022, tercatat sudah ada 14 kasus. Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, kasus AKI di Brebes yang sudah mencapai 14 kasus hingga akhir Maret 2022 menjadikan Kabupaten Brebes menempati peringkat 5 di Jawa Tengah. "Penyebabnya masih didominasi perdarahan preeklampsia dan komplikasi yang belum tertangani secara optimal. Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak untuk saling peduli,” kata Idza dalam keterangan tertulisnya, Kamis 31/3/2022.Baca juga Peran Penting Bidan Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Idza meminta seluruh pihak terkait seperti camat, kepala desa, ketua RT/RW bersama warga sekitar untuk lebih peduli pada kondisi ibu hamil. Stakeholders yang ada di tingkat kecamatan untuk segera mungkin menggelar pertemuan dengan jajaran pemerintah desa untuk mengawal ibu hamil. Sehingga mengetahui perkembangan ibu hamil yang ada di wilayahnya hingga ke tingkat RT/ Idza, masih tingginya kasus Angka Kematian ibu pada tiga bulan pertama 2022 harus menjadi perhatian penting. "Terutama bagi semua tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas, klinik bersalin dan rumah sakit. Fokusnya untuk lebih meningkatkan layanan kesehatan melalui program terintegrasi yakni 'Grebek Wong Meteng'," kata Idza. Idza menandaskan kepada semua Puskesmas, klinik bersalin dan rumah sakit agar lebih optimal lagi dalam pelayanan. Terutama kepatuhan terhadap standar operasional prosedur dan regulasi pasien persalinan. Menurut Idza, faktor penyebab AKI terbagi menjadi dua yakni internal ibu hamil dan eksternal. Yakni masih banyak ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit beresiko seperti gagal jantung, hipertensi, dan TBC. Baca juga Angka Kematian Ibu di Tegal Meningkat, Penyebab Terbesar karena Preeklampsia Kemudian perdarahan hebat saat proses persalinan, infeksi saat kehamilan atau setelah persalinan. Selanjutnya hipertensi dalam kehamilan yang mengarah ke preeklampsia dan eklampsia serta komplikasi pada masa nifas.
- Kasus seorang ibu yang membunuh anaknya di Brebes, Jawa Tengah mengundang keprihatinan masyarakat. Kasus tersebut terjadi di Dukuh Sokawera, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Minggu 20/3/2022 berinisial KU 35 diduga menganiaya tiga anaknya hingga salah satunya meninggal dunia. Sementara dua anak lainnya berhasil selamat dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Baca juga [POPULER TREN] Profil Rara, Pawang Hujan MotoGP Mandalika Ibu Bunuh Anak di Brebes Berikut fakta-fakta kasus ibu bunuh anak kandung di Brebes, sebagaimana dihimpun oleh Teriakan minta tolong di waktu subuh Minggu waktu subuh, sejumlah tetangga mendengar suara keributan berupa teriakan histeris anak-anak dari rumah pelaku. Tetangga yang penasaran pun mendatangi rumah KU dan berupaya membuka paksa pintu rumah yang terkunci. Saat berhasil dibuka, terlihat pelaku yang masih mengenakan mukena duduk di samping anaknya yang tergeletak bersimbah darah. 2. Satu anak tewas, 2 terluka Perbuatan pelaku menyebabkan anak keduanya, yakni ARK 7 meninggal dunia. Sementara S 10 dan E 4,5 mengalami luka di bagian dada dan leher. “Saya dobrak pintu dan saya lihat ARK sudah tergeletak di lantai. Anak-anak yang lain mengunci diri dalam kamar,” tutur Iwan 55, tetangga pelaku. Baca juga Ibu Bunuh Anak Kandung di Brebes, Diduga Alami Gangguan Jiwa, Ini Pengakuan Pelaku
- Seorang ibu di Kabupaten Brebes nekat menggorok tiga anaknya hingga salah satu di antaranya tewas. Pelaku mengaku ingin menyelamatkan anak-anaknya. Pelaku, yakni Kanti Utami sudah ditangkap polisi setelah melakukan perbuatannya. Berdasarkan video yang beredar, tampak perempuan berusia 40 tahun itu sudah ditahan di ruang tahanan Polsek. Dalam video tersebut, Kanti sempat mengungkapkan alasannya nekat menggorok tiga anaknya. "Saya ingin menyelamatkan anak saya, biar nggak hidup susah. Gara-gara saya hidupnya susah," ujarnya dari dalam sel tahanan kepada orang yang menanyainya. Baca JugaMayat Berjenis Kelamin Laki-Laki Ditemukan di Tepi Sungai Oya, Diduga Korban Pembunuhan Warga Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes itu mengaku ingin disayang oleh suaminya. Dia menyebut sang suami sering mengangur. "Saya mau menyelamatkan anak-anak biar nggak dibentak-bentak. Mendingan mati saja, biar nggak ngerasain sedih," ujarnya. Kanti juga menolak dirinya disebut mengalami gangguan kejiwaaan. "Saya nggak gila, pak. Dari kecil saya sudah dikurung," ujarnya tanpa mengungkapkan lebih lanjut siapa yang mengurung. Sebelumnya diberitakan, peristiwa memilukan terjadi di Kabupaten Brebes, tepatnya di Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Minggu 20/3/2022. Seorang ibu diduga menggorok leher tiga anaknya. Salah satu di antaranya tewas. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul WIB. Pelaku yakni Kanti Utami 40, warga Dukuh Sokawera, Desa Tonjong. Baca JugaKasus Dua Jasad di Bawah Tol, Anak Sudah Jadi Kerangka, sang Ibu Dihabisi di Hotel Kanti diduga menggorok tiga anak kandungnya,ATR 7 KSZ 10, dan E 5 di dalam rumahnya. Salah satu di antaranya yakni ATR yang merupakan anak kedua pelaku tewas dengan luka di leher. Sedangkan dua anak lainnya mengalami luka-luka.
- Peran ganda yang dijalani perempuan tidak mudah dan hal tersebut bisa memicu depresi yang mengakibatkan perbuatan kriminal. Hal tersebut diungkapkan Yamini, aktivis perempuan dari LBH Jentera Kota Jember saat dihubungi pada Selasa 22/3/2022. Ia mengatakan beban ganda perempuan adalah tugas rangkap sebagai ibu rumah tangga, sebagai orangtua dari anak, sebagai istri dari suami serta sebagai pekerja yang membantu ekonomi keluarga."Peran ganda bagi perempuan ini tidak mudah dan saya melihat hal tersebut juga dirasakan oleh ibu di Brebes yang saat ini sedang menjadi perhatian karena kasus penganiayaan," kata perempuan yang berprofesi pengacara tersebut. Baca juga Begini Kondisi 2 Bocah asal Brebes yang Dianiaya Ibu Kandungnya hingga Luka-luka Tak hanya beban ganda perempuan, Yamini menyebut dari banyak kasus KDRT yang ia dampingi, banyak ibu rumah tangga yang tak berani berbicara tentang perasaannya. "Mau bicara takut salah akhirnya mereka menarik diri, hingga akhirnya melakukan perbuatan di luar nalar," ungkap dia. "Padahal di beberapa kasus, perempuan terutama istri lebih kuat bertahan jika ada apa-apa di keluarganya dibandingkan dari pihak suami," tambah mencontohkan saat suami di-PHK, maka sang istri akan mengambil peran ekonomi. "Bahkan dia bisa jadi tukang ojek atau tukang pijat yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Jadi jika ada kasus seperti ibu KU, saya pikir dia sudah mengalami jalan buntu hingga memilih jalan pintas," kata dia. Baca juga Kasus Ibu Bunuh Anak di Brebes akibat Depresi, Apa Kata Psikolog? Dia mengatakan depresi tak hanya dialami oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar, tapi juga masyarakat yang ada di desa. "Di desa atau di daerah mereka malah kesulitan mendapatkan akses untuk bicara kesehatan mental, Jadi ini bisa dialami oleh mereka yang tinggal di desa atau di kota," kata perempuan yang berusia 41 tahun ini. Menurutnya langkah untuk mencegah agar tidak ada kejadian yang berulang salah satunya adalah mendorong pemerintah untuk membuat regulasi yang melindungi perempuan dan anak. "Tapi yang terpenting adalah bagaimana membentuk lingkungan yang sehat. Masing-masing tetangga saling memberi dukungan. Jangan sampai seperti kasus orang meninggal kelaparan di tengah pemukiman. Kan miris jika kita tidak tahu bagaimana kondisi orang terdekat kita yakni tetangga. Yang dibutuhkan oleh ibu yang mengalami depresi adalah suport system dari keluarga dan lingkungannya" kata dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ibu ibu cari jodoh di kabupaten brebes no hp